B. Rotasi
dan Revolusi
1.
Rotasi Bumi
Dalam peredarannya mengelilingi
matahari, bumi pun berputar pada poros atau sumbunya. Perputaran bumi pada
sumbunya disebut rotasi bumi. Periode rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4
detik yang dinamakan satu hari. Arah rotasi bumi dari barat ke timur dan
terbenam di sebelah barat, sehingga orang di Indonesia bagian timur lebih
dahulu melihat matahari terbit daripada orang di daerah bagian tengah atau
bagian barat. Sekali berotasi, bumi menempuh 360 derajat bujur selama 24 jam.
Artinya, 1 derjt bujur ditempuh selama 4 menit. Dengan demikian, tempat-tempat
yang berbeda 1 derajat bujur akan berbeda waktu 4 menit. Akibatnya rotasi bumi,
menyebabkan hal-hal berikut ini.
a. Adanya gerak semu harian dari matahari dan
benda-benda langit yang seakan-akan bergerak dari timur ke barat
Setiap hari seolah-olah kita
melihat matahari bergerak dari timur ke arah barat. Namun, sebenarnya yang
bergerak adalah bumi tempat kita berpijak sedangkan matahari diam. Gerakan
matahari tersebut dinamakan gerak semu harian.
b.
Adanya perbedaan waktu dari tempat-tempat yang
berbeda derajat bujurnya
Seluruh permukaan bumi dibagi atas
garis lintang, yaitu garis yang sejajar dengan khatulistiwa dan garis bujur,
yaitu garis yang sejajar dengan garis tengah kutub. Suatu tempat mempunyai
waktu yang sama jika terletak pada garis bujur yang sama. Maka tempat yang
berbeda garis bujurnya berbeda pula waktunya. Setiap perbedaan garis bujur 1
derajat, waktunya berbeda 4 menit atau perbedaan garis bujur 15 derajat,
waktunya berbeda 1 jam.
c.
Pergantian siang dan malam hari
d.
Penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan di
kedua kutub bumi
2.
Revolusi Bumi
Revolusi bumi adalah peredaran bumi
mengelilingi matahari. Ketika bumi berevolusi, ternyata poros bumi tidak tegak
lurus terhadap bidang ekliptika, melainkan miring dengan arah yang sama
membentuk sudut 23,5 derajat. Periode revolusi bumi adalah 365 satu seperempat
hari dan dinamakan satu tahun surya. Terdapat 4 kedudukan bumi pada orbitnya,
yaitu sebagai berikut.
a. Tanggal 21 Maret Dilihat dari Bumi, Matahari
tepat berada pada garis khatulistiwa (0º). Karenanya, Matahari seolah-olah
terbit tepat di sebelah timur. Demikian pula, Matahari seolah-olah tenggelam
tepat di sebelah barat.
b. Tanggal 21 Juni, dilihat dari Bumi, Matahari
tampak berada pada 23½º lintang utara (LU). Karenanya, Matahari seolah-olah
terbit agak sedikit bergeser ke utara.
c. Tanggal 23 September, diamati dari Bumi,
Matahari tampak kembali berada pada garis khatulistiwa. Akibatnya, Matahari
seolah-olah terbit tepat di sebelah timur.
d. Tanggal 22 Desember, Matahari tampak berada pada
23½º lintang selatan (LS) jika dilihat dari Bumi. Hal ini menyebabkan Matahari
seolah-olah terbit agak sedikit bergeser ke selatan.
3.
Revolusi Bulan
Sebagai satelit Bumi, Bulan
bergerak mengelilingi Bumi. Gerakan Bulan mengelilingi Bumi disebut revolusi
Bulan. Waktu yang diperlukan Bulan untuk satu kali revolusi adalah sebulan (29½
hari). Saat berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena Matahari berubah-ubah.
Oleh karena itu, bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga berubah-ubah. Pasang
purnama terjadi pada saat Bulan purnama dan Bulan baru. Pasang perbani terjadi
pada saat Bulan paruh. Perubahan bentuk Bulan itu disebut fase-fase Bulan.
Dalam sekali revolusi, Bulan
mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata, setiap fase Bulan berlangsung
selama kurang lebih 3–4 hari.
a. Hari pertama, Bulan berada pada posisi 0°.
Bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya,
Bulan tidak tampak dari Bumi. Fase ini disebut Bulan baru.
b. Hari keempat, Bulan berada pada posisi 45°.
Dilihat dari Bumi, Bulan tampak melengkung seperti sabit. Fase ini disebut
Bulan sabit.
c. Hari kedelapan, Bulan berada pada posisi 90°.
Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran. Fase ini disebut Bulan paruh.
d. Hari kesebelas, Bulan berada pada posisi 135°.
Dilihat dari Bumi, Bulan tampak seperti cakram. Fase ini disebut Bulan cembung.
e. Hari keempat belas, Bulan berada pada posisi
180°. Pada posisi ini, Bulan tampak seperti lingkaran penuh. Fase ini disebut
Bulan purnama atau Bulan penuh.
f. Hari ketujuh belas, Bulan berada pada posisi
225°. Dilihat dari Bumi, penampakan Bulan kembali seperti cakram.
g. Hari kedua puluh satu, Bulan berada pada posisi
270°. Penampakan Bulan sama dengan Bulan pada posisi 90°. Bulan tampak
berbentuk setengah lingkaran.
h. Hari kedua puluh lima, Bulan berada pada posisi
315°. Penampakan Bulan pada posisi ini sama dengan posisi Bulan pada 45°. Bulan
tampak berbentuk seperti sabit. Selanjutnya, Bulan akan kembali ke kedudukan
semula, yaitu Bulan mati. Posisi Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar